Kandungan Nutrisi, Khasiat dan Cara Mengolah Sawi Hijau
Pak Coy, Salah Satu Jenis Sawi Hijau |
Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassic rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.
Tetapi yang akan saya bahas kali ini adalah kandungan nutrisi, khasiat dan cara mengolah sawi hijau.
Tetapi yang akan saya bahas kali ini adalah kandungan nutrisi, khasiat dan cara mengolah sawi hijau.
KANDUNGAN NUTRISI DAN KHASIAT SAWI HIJAU
Seperti diulas dalam info-info kesehatan, berikut adalah kandungan nutrisi dan khasiat sawi hijau:
1. Merupakan gudang fitonutrien,yang memiliki khasiat bagi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Rendah kalori (26 kkal per 100 g daun mentah) namun kaya serat. Daunnya yang berwarna hijau gelap mengandung jumlah serat yang sangat baik, yang membantu mengendalikan kolesterol dan juga membantu melindungi terhadap wasir, sembelit serta penyakit kanker usus besar.
3. Merupakan sumber dari beberapa anti-oksidan penting seperti vitamin C, vitamin A, vitamin E, karoten serta beberapa mineral penting lainnya seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium, seng, selenium, dan mangan.
Seperti diulas dalam info-info kesehatan, berikut adalah kandungan nutrisi dan khasiat sawi hijau:
1. Merupakan gudang fitonutrien,yang memiliki khasiat bagi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Rendah kalori (26 kkal per 100 g daun mentah) namun kaya serat. Daunnya yang berwarna hijau gelap mengandung jumlah serat yang sangat baik, yang membantu mengendalikan kolesterol dan juga membantu melindungi terhadap wasir, sembelit serta penyakit kanker usus besar.
3. Merupakan sumber dari beberapa anti-oksidan penting seperti vitamin C, vitamin A, vitamin E, karoten serta beberapa mineral penting lainnya seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium, seng, selenium, dan mangan.
4. Kandungna Vitamin K yang tinggi.
Sawi hijau menjadi salah satu jenis sayuran di antara sayuran berdaun lainnya, yang menyediakan vitamin K. 100 g daun segar mengandung sekitar 497 mcg atau sekitar 500% dari kebutuhan harian vitamin K 1 (phylloquinone). Vitamin K memiliki peran potensial dalam membangun fungsi massa tulang dengan mengembangkan aktivitas osteotrofik pada tulang. Hal ini juga bermanfaat pada pasien penyakit Alzheimer dengan membatasi kerusakan saraf di otak.
5. Mengandung asam folat.
5. Mengandung asam folat.
100 g daun sawi hijau segar dapat menyediakan sekitar 187 mcg (sekitar 47% dari RDA) asam folat. Vitamin yang larut dalam air memiliki peran penting dalam sintesis DNA dan ketika diberikan sebelum dan awal kehamilan membantu mencegah cacat tabung saraf pada bayi.
6. Merupakan sumber yang kaya anti-oksidan flavonoid, indoles, sulforaphane, karoten, lutein dan zeaxanthin. Indoles, terutama di-indolyl-metana (DIM) dan sulforaphane memiliki manfaat nyata dalam melawan prostat, kanker usus, kanker payudara, dan kanker ovarium berdasarkan penghambatan pertumbuhan sel kanker, efek sitotoksik pada sel kanker.
7. Daun sawi segar adalah sumber vitamin C.
6. Merupakan sumber yang kaya anti-oksidan flavonoid, indoles, sulforaphane, karoten, lutein dan zeaxanthin. Indoles, terutama di-indolyl-metana (DIM) dan sulforaphane memiliki manfaat nyata dalam melawan prostat, kanker usus, kanker payudara, dan kanker ovarium berdasarkan penghambatan pertumbuhan sel kanker, efek sitotoksik pada sel kanker.
7. Daun sawi segar adalah sumber vitamin C.
Menyediakan 70 mcg atau sekitar 117% dari AKG per 100 g. Vitamin-C (asam askorbat) adalah anti-oksidan alami yang kuat, yang menawarkan perlindungan terhadap cedera radikal bebas dan flu seperti infeksi virus.
8. Daun sayuran juga merupakan sumber yang sangat baik dari vitamin-A (menyediakan 10500 IU atau 350% dari AKG per 100 g). Vitamin A adalah nutrisi penting untuk menjaga kesehatan selaput lendir dan kulit, dan juga penting untuk penglihatan.
9. Konsumsi rutin sawi hijau dalam makanan dikenal untuk mencegah arthritis, osteoporosis, anemia defisiensi zat besi dan diyakini melindungi dari penyakit jantung, asma dan kanker kolon dan kanker prostat.
Catatan :
Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi pada sawi juga akan mendorong terbentuknya oksalat di dalam tubuh.
Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data ilmiah secara pasti, proses pemasakan pada sawi dapat menginaktivasi komponen goitrogen. Karena itu, tidak perlu khawatir mengonsumsi sawi, sepanjang bahan tersebut telah dimasak hingga matang.
8. Daun sayuran juga merupakan sumber yang sangat baik dari vitamin-A (menyediakan 10500 IU atau 350% dari AKG per 100 g). Vitamin A adalah nutrisi penting untuk menjaga kesehatan selaput lendir dan kulit, dan juga penting untuk penglihatan.
9. Konsumsi rutin sawi hijau dalam makanan dikenal untuk mencegah arthritis, osteoporosis, anemia defisiensi zat besi dan diyakini melindungi dari penyakit jantung, asma dan kanker kolon dan kanker prostat.
Catatan :
- Sawi Kurang Baik bagi Penderita Ginjal
Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi pada sawi juga akan mendorong terbentuknya oksalat di dalam tubuh.
- Sawi Mentah dapat Memicu Terjadinya Gondok
Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data ilmiah secara pasti, proses pemasakan pada sawi dapat menginaktivasi komponen goitrogen. Karena itu, tidak perlu khawatir mengonsumsi sawi, sepanjang bahan tersebut telah dimasak hingga matang.
Tumisan merupakan salah satu pengolahan sawi hijau |
Beragam kandungan gizi dalam tanaman dapat menjadi hilang atau berkurang drastis jika tidak diolah dengan benar sebelum dikonsumsi.
Berikut sedikit panduan cara mengolah sawi hijau agar rasanya enak dan khasiatnya tetap terjaga.
2. Memasak sawi sebaiknya ditumis atau dikukus, karena sawi mengandung senyawa glukosinolat yang bersifat mudah larut dalam air. Jikalau harus direbus, gunakan air secukupnya dan masukkan sawi setelah air mendidih.
3. Masaklah sawi dengan api besar, agar cukup panas dan sawi tidak mengeluarkan banyak air serta tetap renyah. Jangan terlalu lama memasaknya karena dapat membuat sawi terlalu lunak dan beraroma sulfur.
4. Khusus untuk sawi hijau selain pakcoy, pilihlah sawi hijau berdaun tua dan hindari pemakaian batang sawi untuk menghindari rasa pahit di lidah.
Saya pridadi lebih menyukai pakcoy karena rasanya yang renyah dan tidak pahit :-)
Selamat Mencoba ...
terimakasih untuk infonya, sangat bermanfaat
ReplyDelete